Ibu Karrin merupakan guru PPPK di SMKN 6 Ende, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ibu Karrin mendadak viral karena berani membongkar gaji guru di tempat kerjanya yang sungguh tidak wajar.
Pasalnya, gaji guru yang sekolahnya terletak di Wolobheto, Kebesani, Kecamatan Detukeli itu hanya Rp250 ribu per bulan. Upah yang tidak masuk akal tapi bertahan dalam pengharapan. Sebenarnya kasus ibu Karrin hanya fenomena gunung es.
Viralnya video pengakuan Ibu Karrin dengan teman-teman guru lainnya sejatinya sebuah pesan kepada pemerintah. Dalam hal ini, Menteri Pendidikan Republik Indonesia supaya benar-benar memperhatikan nasib para guru yang mengajar di pelosok.
Namun suatu keanehan muncul ketika Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT malah meminta atasan Ibu Karrin menegurnya. Alasannya, ibu Karrin harus menggunakan media sosial secara bijak. (baca. Tribun Flores, Selasa, 6/8/2024).
Hemat saya, pernyataan Kadis ini keluar dari substansi persoalan. Seyogyanya, Kadis harus mendukung upaya Ibu Karrin. Sebab beban kerja Ibu Karrin dan kawan-kawan tidak sebanding dengan upah yang mereka terima.
Mengapa tidak terima autokritik? Ataukah ada yang salah dengan sistem pendidikan kita? Ataukah ada yang disembunyikan oleh sang Kadis sehingga solusi menyelesaikan masalah upah dengan menegur sang Guru?
Harusnya tidak demikian. Guru dengan gaji seperti yang disebut di atas layak diberi penghargaan, bukan diberi teguran. Membenahi sistem adalah solusi konkrit mengatasi upah guru tersebut.
Salah satu fondasi utama kemajuan bangsa dan negara adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) berikut infrastrukturnya. Namun pengembangan SDM di negara ini tidak didukung dengan sistem yang baik.
Banyak guru mengeluh lantaran gaji yang kecil. Negara pun apatis melihat situasi tersebut. Hal itu pun berdampak pada kualitas anak murid dan sekolah. Negara di mana?
Rata-rata guru yang mendapat gaji kecil bekerja di sekolah milik pemerintah. Atau disebut sekolah negeri. Sumber gaji mereka berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Porsinya sangat kecil, tapi guru harus berjibaku dengan waktu.
Mencerdaskan anak bangsa demi Indonesia Emas. Namun negara selalu tak peduli dengan masa depan para guru. Apa artinya Indonesia emas kalau guru tak diperhatikan?.
Dalam berbisnis, harga menentukan kualitas. Frasa ini sangat relevenan untuk para guru di tanah air. Gaji yang benar akan berimplikasi pada kualitas anak didik.
Untuk itu, sangat tidak relevan mengatasi persoalan gaji guru dengan menegur yang keluar dari konteks persoalan. Sebab pernyataan tersebut bisa membuat tambah runyam masalah upah guru.
Kesejahteraan guru sangat urgen diperhatikan ketimbang beralibi kepada hal-hal yang tidak relevan. Sebab guru adalah emas permata bangsa dan negara. Isi kepala mereka bisa mengubah pola pikir dan tingkah laku anak bangsa.
Salam Untuk Semua Guruku
Catatan Redaksi