ELAR – Kaum muda dari Kecamatan Elar berjanji akan memenangkan paket HARUM yang mengusung Siprianus Habur dan Lucius Modo pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Manggarai Timur (Matim) yang akan digelar pada 27 November mendatang.
“Kami sebagai anak muda khususnya generasi muda dari Elar saat ini, siap dan sangat mendukung Bapak Sipri dan Bapak Luko Modo untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur ke depan”, ujar Oya Jarot yang mewakili suara anak muda lainnya di Elar.
Kata Oya, Dukungan tersebut bukan tanpa alasan melainkan dukungan tersebut menguat dan makin yakin setelah melihat rekam jejak dari Siprianus baik saat menjabat sebagai Kepala Desa Watu Lanur dan DPRD Matim. “Apalagi untuk ke depannya ini (kalau sudah jadi Bupati). Makanya kami akan berjuang untuk memenangkan dia. Mudah-mudahan nanti, dia akan lolos menjadi bupati Manggarai Timur,” tuturnya.
Lanjut Oya, pihaknya sangat bangga dengan sosok Siprianus dan Lucius yang suka bergaul dengan siapa saja tanpa pandang bulu. Pemimpin yang memiliki tipe seperti inilah yang disukai masyarakat. “Kami sangat setuju jika pak Sipri dan Pak Luko itu untuk memimpin matim kedepan karena mereka selalu berbaur dengan masyarakat. Kami melihat mereka selalu bergaulnya dengan siapa saja dan itulah tipe pemimpin yang kami rindukan untuk manggarai timur,” ungkapnya.
Oya pun menaruh harapan besar kepada paket HARUM supaya fokus membangun infrastruktur jalan, fasilitas pendidikan juga pengadaan air minum bersih. Menurut Oya, Manggarai Timur sangat merindukan sosok pemimpin yang menginspirasi, yang bisa membawa perubahan dan juga bisa menjawab semua keluh kesah dari masyarakat. “Dengan itu kami percaya dan yakin dengan lahirnya paket HARUM di kontestasi pilkada kali ini. Kami yakin paket HARUM bisa menjawab semua keluh kesah dari masyarakat termasuk membawa matim keluar dari gelar miskin ekstrimnya.Dasarnya paket harum ini mengusung kedua figur yang sanggat berbaur dengan masyarakat,” bebernya.
Kata Oya, Sipri Luco adalah calon pemimpin yang mempunyai karisma sehingga bisa berdampal positif terhadap masyarakat. “Semua itu akan terjawab pada tanggal 27 November yang akan datang, yang di mana kita sebagai masyarakat yang mempunyai hak pilih harus cerdas dalam memilih pemimpin. Kami butuh perubahan yang merata, sudah cukup kami di Elar ini merasakan diskriminasi dan ketidakadilan dalam proses pembagian kue pembangunan”, tegasnya.
“Banyak di beritakan diberbagai media sosial tentang Elar. Mulai dari jalan rusak, minimnya air minum bersih juga gedung sekolah mirip kandang binatang. Maka kami yakin paket HARUM bisa merubah paradigma tentang Elar selama ini yang selalu dikatakan orang sebagai tempat pembuangan,” tukasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pemuda Elar lainnya, Albertus Babung. Menurut Albert, Sipri Habur merupakan sosok yang sangat akrab dengan masyarakat tanpa ada sekat pemisah.
“Kesederhanaan beliau mengajarkan banyak arti dan makna, dekat dan mudah bergaul dengan masyarakat, terlihat dari back ground beliau merupakan sosok yang selalu tampil seadanya. Dan beliau merupakan sosok yang sangat tegas, cekatan, serta tipe pekerja keras”, ujar Albert.
Sementara Luko Modo kata Albert merupakan sosok yang cerdas, rendah hati, tenang, dan teliti serta sangat dekat dengan masyarakat. Albert yakin masyarakat Matim saat ini sangat membutuhkan pemimpin yang peka, yang tahu dan mengerti dengan penderitaan rakyatnya. Sehingga dibutuhkan pemimpin yang bisa berbaur dan bergandengan tangan dengan masyarakat.
“Kami sangat mendukung dan selalu menerima jika Sipri-Luko ingin berbaur dengan masyarakatnya. Kami sebagai masyarakat sangat membutuhkan pemimpin yang peka terhadap kondisi riil di masyarakat. Bukan pemimpin dan elit yang menjual masyarakatnya demi meraup rupiah,” tegasnya.
“Cukup sudah kita orang Elar memilih pemimpin yang suka menebar janji dan janganlah memilih pemimpin yang rela menjual kepentingan demi saku dan koleganya. Ingat kasus tapal batas,” tambahnya.
Albert pun yakin dengan jaringan paket Harum ke pusat melalui dua partai besar yang mendukungnya. Yakni, Partai Golkar dan Partai Demokrat. “Karena semua pembangunan daerah itu bermuara dari Jakarta. Sehingga semua program berjalan baik tanpa pinjaman ke bank,” tukasnya.