LABUAN BAJO– Bekerja sebagai tukang ojek online lebih menguntungkan dan menghasilkan banyak uang, profesi guru pun ditinggalkan. Itulah kisah Fiktorianus Afri. Pria asal Lemarang, Desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat, Kabuapten Manggarai itu kini bergelut dalam dunia ojek di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar).
Afri terjun dalam dunia ojek online tersebut sejak 2023 silam. Meskipun penghasilannya tak menentu, namun setiap hari bisa mendapat orderan hingga Rp200 ribu. “Tiap hari dapat. Kalau sepi Rp80 ribu, kalau ramai bisa sampai Rp200 ribu,” kata Afri kepada Journalpost.id.
Afri bukanlah sosok yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Dia lulus Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dari Universitas Flores (Unflor). Meski telah menyandang sarjana, Afri belum pernah terjun ke dunia kerja sesuai profesinya.
“Aku bukannya tidak suka untuk mengajar. Tetapi saya berpandangan, ketika saya mengajar, saya tidak bisa menemukan dan belajar hal yang baru. Saya suka dengan tantangan baru dalam hidup,” katanya.

Menurut Afri, berpendidikan mengantar orang untuk merefleksikan bagaimana melanjutkan kehidupan. Terutama bangkit dari situasi sulit.
“Pendidikan itu sejatinya membantu kita untuk bisa berpikir bagaimana kita bisa hidup. Bagaimana kita bisa bangkit ketika kita dalam situasi sulit. Itu adalah alasan yang sebenarnya kita berkuliah agar kita bisa berpikir secara kritis,” katanya.
Justru kata Afri, pekerjaan ojek online salah satu jalan untuk menjadi pelayan bagi sesama. Bahkan bisa mengenal semua orang dari berbagai latar belakang. “Baik itu status sosial, pendidikan, budaya, sifat dan karakter yang berbeda,” bebernya.
Afri pun tidak peduli dengan penilaian orang lain tentang pekerjaan tersebut. Hal yang lebih penting bagaimana menikmati setiap proses kehidupan.
“Saya tidak peduli, orang mau katakan saya seperti apa. Pada intinya, saya bisa menikmati apa yang saya lakukan. Dan itu sangat bermanfaat bagi saya, menjadi online driver saya menemukan dan belajar banyak hal,” tukasnya.