JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah komunikasi dengan pihak kepolisian resor (Polres) Palopo supaya melakukan penyelidikan lebih intens untuk mengungkap pelaku pembunuhan Feni Ere (28 thn), gadis asal Palopo, Sulawesi Selatan.
“Saya telah berkomunikasi dengan Kapolres Palopo melalui Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, untuk mendorong penyelidikan lebih intens terhadap kematian korban,” ujar anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Frederik Kalalembang kepada Journalpost.id, Kamis (6/3/2025).
Lanjut alumni Akpol 1988 ini mengatakan, bahwa berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, kasus tersebut sudah menemui titik terang. Saat ini, aparat Polres Palopo dibantu tim Resmob Polda Sulsel tengah melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku.
“Kami percaya bahwa Polres Palopo dan Polda Sulsel akan bekerja secara profesional. Ini hanya soal waktu sebelum kasus ini terungkap,” katanya.
Diketahui, setelah hilang lebih dari satu tahun, warga Palopo menemukan kerangka manusia yang berkaitan dengan Feni Ere di dekat wisata air terjun Batu Dewa, Senin (10/2/2025). Lokasi penemuan kerangka Feni itu berjarak 100 meter dari KM 35 Jalan Poros Palopo-Toraja.
Penemuan tersebut berawal dari seorang warga bernama Okki bersama rekannya mengejar ayam hutan di tempat kejadian perkara (TKP). “Di sana ada jalan beton bertangga-tangga, kami turun ke bawah tiba-tiba ada ayam hutan terbang. Kami cari karena mengira ada telurnya lalu teman melihat ke saluran air dan terlihat seperti kepala mirip tengkorak manusia,” jelas Okki.
Temuan kerangka manusia membuat Okki dan merasa takut. Mereka lalu melaporkan peristiwa ini kepada warga lain. Polres Palopo kemudian mendatangi lokasi kejadian dan melakukan evakuasi serta identifikasi terhadap kerangka manusia.
“Dari olah TKP tadi, ada beberapa temuan tulang belulang, yaitu tengkorak kepala dan sejumlah tulang lainnya. Namun, saya belum bisa pastikan apakah semuanya adalah tulang manusia, dugaan sementara seperti itu,” ujar Kanit Tipidter Polres Palopo, Ipda Suwady.
Setelah proses otopsi rampung, kerangka manusia diserahkan kepada keluarga Feni setelah Polres Palopo bersama Tim Inafis RSUD Sawerigading Palopo berkoordinasi dengan Biddokkes Polda Sulawesi Selatan.
Supriadi mengatakan, pihak keluarga dan Polres Palopo meyakini bahwa ada kesamaan antara kerangka manusia yang ditemukan dengan sosok Feni. Kerangka tersebut kemudian dimakamkan di Pantilang, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2/2025).
Komunikasi
Feni terakhir kali berkomunikasi dengan ayahnya, Parman, pada 24 Januari 2024 melalui telepon. Saat itu, Feni menginformasikan bahwa dirinya sedang berada di Palopo dan berencana pulang dari Malili, Luwu Utara.
Dua hari kemudian, 26 Januari 2024, Parman mendapat kabar dari anak-anaknya yang lain, Fitta dan Futri, bahwa Feni tidak masuk kerja selama tiga hari. Kekhawatiran pun mendorong Parman dan istrinya, Inrawati, untuk mencari Feni di rumahnya di Palopo.
Namun, yang mereka temukan justru menambah kecemasan: celana putih bernoda darah tergantung di gagang pintu, sepatu berlumuran darah, pecahan lampu hias, dan noda darah di kamar Feni.
Malam itu juga, laporan kehilangan diajukan ke Polres Palopo oleh Parman dan Iwan, teman dekat Feni.
Pada 27 Mei 2024, akun WhatsApp milik Feni sempat menunjukkan status “online” sebelum akhirnya keluar dari grup WhatsApp keluarga. Namun, ketika dihubungi, nomor handphone tersebut sudah tidak aktif lagi.
Pada Juli 2024, mobil Honda Brio milik Feni ditemukan di daerah Antang, Kota Makassar. Puncaknya, pada 10 Februari 2025, kerangka manusia yang diduga merupakan jenazah Feni ditemukan di dalam hutan di daerah Kaleakan, Jalan Poros Palopo-Toraja.
Polres Palopo telah memeriksa 16 orang saksi terkait kasus ini dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama Tim Inafis Polda Sulawesi Selatan.