LABUAN BAJO – Ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Cabang Manggarai Barat, Bernadus Barat Daya mengungkap fakta unik, bahwa dua ekor komodo di Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wae Wu’ul, Labuan Bajo, diberi nama Viktor Laiskodat dan Edistasius Endi, persis nama mantan Gubernur NTT dan Bupati Manggarai Barat saat ini.
“Namanya Komodo Viktor Laiskodat dan satunya Komodo bernama Edistasius Endi, satunya komodo diberikan nama persis nama gubernur dan satunya diberi nama persis seperti nama bupati Manggarai Barat,” jelas Bernadus saat menjadi pembicara di forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar di Kantor DPRD Manggarai Barat, Labuan Bajo, Senin (28/04/2025).
Bernadus menjelaskan, kedua ekor Komodo tersebut merupakan bagian dari populasi Komodo yang hidup di kawasan konservasi Wae Wu’ul. Menurutnya, kawasan ini merupakan satu-satunya habitat Komodo di daratan Pulau Flores yang membuktikan keberadaan satwa purba itu di luar Pulau Komodo. “Habitat Komodo yang ada di Wae Wu’ul adalah satu-satunya satwa komodo yang menjelaskan bahwa Komodo ada di Palau Flores,” jelasnya.
Namun, ia mempertanyakan keberadaan Komodo di Wae Wu’ul, yang menurutnya, pelepasan Komodo Viktor Laiskodat dan Edistasius Endi di KSDA Wae Wu’ul tidak disertai dengan penyedian pakan.
“Apakah pemerintah menyediakan pakan bagi dua ekor Komodo itu? Berapa ekor Sapi, Kambing dan Kerbau yang dilepaskan di sana? Jangan jangan, mereka (pemerintah) sudah mengambil kembali dua ekor Komodo itu. Kalau memang masih ada, apakah ada laporan dari warga sekitar, berapa ekor Sapi yang hilang, yang dimakan dua ekor Komodo itu,” tanya Bernadus.
Bernadus menilai pengelolaan KSDA Wae Wu’ul sebaiknya dialihkan ke Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar lebih terintegrasi dengan potensi lokal. “Harus ditata dengan baik, buatkan pagar keliling agar Komodo yang di dalam (KSDA) tidak bisa keluar,” katanya.
Bernadus menyebut, jika dikelola secara serius, kawasan KSDA Wae Wu’ul bisa menjadi alternatif wisata melihat komodo tanpa harus ke Pulau Komodo. “Ketika KSDA Wae Wu’ul dikeloka dengan baik, maka ekonomi warga sekitar akan meningkat. Mereka bisa jual jualan makanan atau minuman bagi wisatawan yang lewat,” pungkasnya.
Sebagai informasi, KSDA Wae Wu’ul terletak di Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, dan dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi NTT.