Infrastruktur yang baik akan memperbaiki citra daerah di mata rakyat sendiri. Terutama jalan raya. Namun, fakta yang terjadi selama ini, masyarakat mengeluh seputar persoalan ini. Bahkan menjadi persoalan yang didiskusikan sepanjang waktu.
Itulah fenomena di Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Rakyat selalu berteriak soal jalan raya. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Jumlah pembangunan tidak sesuai yang dijanjikan, diperburuk pula dengan kualitas yang jauh dari standar.
Quo vadis pembangunan Matim? Di mana pemimpin yang amanah? Apakah hanya pandai bernarasi tapi minim aksi? Rakyat teriak tapi pura-pura mendadak orang dengan disabilitas?.
Hakulyakin, rakyat Matim tak lagi ingin melontarkan pertanyaan ini pada periode 2024-2029 mendatang. Artinya Matim perlu sebuah perubahan. Perubahan yang signifikan dari sisi infrastruktur. Harus ada road map pembangunan. Prioritas berdasarkan kebutuhan akar rumput.
Hal yang menarik untuk dikupas pidato Bakal Calon Bupati Siprianus Habur waktu acara selek di Kampung Kedel, Desa Watu Kabur, Lamba Leda Selatan kemarin. Pria yang akrab disapa Sipri itu selalu konsisten bicara infrastruktur jalan raya.
Sipri menarasikan keluhan rakyat Matim yang butuh infrastruktur dari segi jumlah dan kualitas. Dan, persoalan ini menjadi atensi dari Siprianus Habur dan Lucius Modo. Keduanya akan prioritaskan infrastruktur. SALUT.
Bicara konektifitas untuk memudahkan mobilitas adalah hal yang urgen di Matim saat ini. Paket Harum menyentuh persoalan ini. Ada komitmen yang harus didukung. Sebab Sipri dengan lugas nyatakan hal tersebut dihadapan para simpatisannya.
Untuk itu, tak salah kalau mengantar paket Harum untuk menakhodai Matim menggantikan Andreas Atas yang gagal membawa daerah yang lahir 2007 silam itu. Kegagalan Andreas Agas semua terjawab dan terlihat dengan mata kepala sendiri.
Pembangunan buruk baik dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun infrastruktur. Rakyat Matim tak bisa lagi dikelabui dengan “menggo”. Sebab rakyat sudah melek dengan politik basa basi.
Rakyat Matim hanya butuh konektifitas yang baik. Jalan raya beraspal. Jalan raya berkualitas. Semua ini memang tergantung kehendak politik (political will) dari pemimpin itu sendiri. Apakah mau menjadi daerah yang disegani atau terus menerus dicaci maki?
Jabatan adalah amanah. Pemberian rakyat supaya melayani dengan hati. Melayani untuk kesejahteraan bersama. Bukan kroni atau kelompok tertentu. Feodalisme saatnya ditinggalkan. Matim butuh perubahan dan harapan itu ada pada Sipri dan Luco.
Seruput Energen
Robertus Marson